Jumat, 20 Desember 2013

PAMESA OUTBOND TRAINING AND GATHERING ORGANIZATION 2013

 Jamus, 19/12/13,
 Outbond Training
 Permainan Ular Sarung
 Permainan Pindah Bola
 Senam Ceria
 Senam Ceria
 Perjalanan Ke pabrik
 Penjelasan Pemandu Pabrik tentang pembuatan teh.

 Penjelasan Pemandu Pabrik tentang pembuatan teh.
(Kunjungan ke PT. Candi Loka)
 Penyematan Scraft tanda PMR WIRA
  Penyematan Scraft tanda PMR WIRA
Outbond Training and Gathering Organization
Palang Merah Remaja SMA PGRI 1 Ngawi
Tahun Kepengurusan 2013 / 2014.

Rabu, 06 November 2013

SEMINAR PENDIDIKAN REMAJA "The Queen's Classroom"

SMARISA, Ngawi, Jawa Timur. (2/11/2013). nih diye tampil gaya anak PAMESA SMARISA alias Palang Merah Remaja SMA PGRI 1 Ngawi, yang baru aja punya gawe nihh... Dua acara sekaligus jadi satu, yoiku, PAMESA AWARDS 2013 dan Seminar Pendidikan Remaja "The Queen's Classroom" yang dibawakan oleh Drs. Tito Setya Budi, M. Si asal Sragen punya.
Acara bergengsi ini dihadiri oleh seluruh siswa SMARISA, Siswa siswi Perwakilan SMP se-Kab. Ngawi, Perwakilan SMA/SMK se-kab. Ngawi, tamu undangan dan kepala instansi lainnya. sebanyak 300an penonton menjadi saksi kemeriahan PAMESA AWARDS 2013, yang pada tahun ini memberikan sebanyak 5 piala dari berbagai kategori, diantaranya, Kepemimpinan dan Organisasi, Kreatifitas, hubungan sosial, keaktifan dan tak kalah serunya kategori guru pendamping kegiatan terfavorit.
Acara ini dibuka dengan tarian Srampat yang dibawakan oleh temen2 PAMESA. dan disusul dengan berbagai tampilan - tampilan lain seperti vokal, tari, liputan seputar SMARISA, dan juga pembacaan nominasi serta pembagian doorprise.

Acara ini bertujuan untuk membangun motivasi serta rasa percaya diri remaja berbasis talenta, sesuai dengan tema kegiatan ini. Terutama bagi siswa siswi yang mengikuti ekskul PMR atau populer dengan sebutan PAMESA. Gedung Notosuman Watualang menjadi saksi kemeriahan dan kemegahan acara yang spektakuler persembahan PAMESA. "Acaranya seru banget, kaya acara di tivi gitu deh, serasa nonton di SCTV Awards..." Ucap Risa, salah satu peserta dari SMP Ngawi. Acara ini diharapkan bisa menjadi agenda tahunan, tambahnya. Selaku Pembina PMR Wahyudik, S. Pd atau sering disapa Pak Chan menjelaskan bahwa kegiatan luar biasa ini merupakan jerih payah anak didiknya yaitu peserta PMR WIRA SMARISA Ngawi.
"Ini merupakan yang ketiga kalinya, setelah sukses tahun lalu di Kampus SMARISA, dan Pendopo Wedya Graha Kab. Ngawi." Tutur Pak Chan usai acara tersebut.
acara yang berdurasi 3 jam tersebut berhasil menghipnotis para pesertanya seakan mereka melihat distasiun tivi. Apalagi saat penayangan Seputar SMARISA yang diadopsi dari berita Seputar Indonesia yang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta di Indonesia.
 Doc. (Gambul, smarisa)

Doc. (Gambul, Smarisa)

Liputan Jurnalistik PAMESA SMARISA melaporkan dari gedung Notosuman Ngawi.
Prod. 2013.


REMAJA DAN CITA-CITANYA
Oleh:
Tito S. Budi

Seandainya pasangan musisi Ahmad Dani dan Maia tak bercerai, apakah AQJ alias Dul bakal main kebut-kebutan pakai mobil mewah yang akhirnya menghilangkan nyawa manusia? Seandainya berada dalam lingkungan pergaulan yang sehat, penuh kasih-sayang dari orang tua masing-masing, apakah anak-anak siswa SMP 4 Jakarta akan memproduksi video-porno yang menggemparkan itu?
Sebaliknya, seandainya tidak dihimpit kemiskinan di masa remaja, apakah Chairul Tanjung menjadi raja televisi dan konglomerat kondang? Begitu juga, seandainya dulu tidak hidup di bantaran sungai dan mengawali kariernya sebagai buruh mebel, apakah Jokowi akan menjadi gubernur DKI?
Terlalu banyak contoh orang-orang yang sukses maupun gagal dengan latar-belakang yang beragam. Ada pejabat, orang kaya, tapi anaknya jatuh miskin dan sengsara. Ada orang kecil, miskin, anaknya menjadi pengusaha sukses atau pejabat negara. Ada orang kaya yang anaknya bisa mewarisi kekayaan orang tuanya, melanjutkan usahanya, dan akhirnya juga menjadi orang kaya. Ada orang miskin yang anaknya mewarisi kemiskinannya, dan tetap menjadi orang miskin.
Hidup adalah pilihan. Itu kata orang bijak. Sedihnya, ada yang sadar akan pilihan hidupnya. Tapi banyak yang tak sadar kelak menjadi apa.
Di zaman saya, hanya ada dua macam cita-cita paling top, ialah menjadi dokter dan insinyur. Apakah hari ini masih berlaku?
Dulu, dokter itu menjadi ikon orang kaya, bermobil bagus dan berumah mewah. Sekarang? Sudah sulit ditemui lulusan Kedokteran yang begitu lulus, buka praktik langsung laris dikerubuti pasien. Lulusan teknik sipil banyak yang menganggur, atau bekerja di sektor-sektor yang bukan bidangnya.
Cita-cita remaja sekarangpun menjadi beragam. Dengan begitu justru melesat jauh lebih luas dan lebih tinggi. Mereka bisa bercita-cita menjadi bupati, walikota, gubernur, menteri, bahkan presiden. Bisa bercita-cita menjadi penyanyi, pembalap, pelawak, dukun, atau tukang sulap (istilah kerennya mentalis) seperti Deddy Corbuzier.
Semua cita-cita sah. Tak ada yang melarang.
Hanya masalahnya, cukupkah cita-cita digantung setinggi langit tanpa upaya meraihnya? (Memangnya salah apa cita-cita sampai digantung setinggi langit?).
Percaya diri, itu harus! Seorang petinju sudah kalah sebelum bertanding tanpa percaya diri untuk menang. Tapi percaya diri tanpa melihat relitas, pijakan nyata, hanya akan membuat frustrasi diri dan cemoohan orang lain.
Ingat, setiap anak memiliki latar-belakang hidup yang berbeda-beda. Latar belakang, lingkungan di masa kecil dan remaja, memiliki pengaruh besar dalam perkembangan kejiwaan. Karenanya, keterbukaan, saling berbagi, niscaya bisa menjadi sumber inspirasi dan kekuatan.
Saya sempat membaca tulisan para remaja dari benua Amerika yang terkumpul dalam buku Teen Ink, More Voices, More Visions yang disusun oleh Stephanie H. Meyer dan John Meyer. Isinya macam-macam. Ada yang berkisah soal keluarga, cinta, tantangan, imajinasi, masa-masa di sekolah, kenangan hidup, dsb. Tulisan yang benar-benar menyentuh. Misalnya tentang anak dari keluarga negro dari Mexico yang diadopsi oleh keluarga kulit putih di New York. Kemudian tentang seorang anak remaja yang kehilangan kakak karena kecelakan dan selalu sedih setiap melihat sepatu yang teronggok sepi.

Berbagi cerita, berbagi pengalaman, saya kira adalah bagian dari pergaulan remaja yang sehat. Banyak hal positif yang bisa dilakukan untuk merancang masa depan, meraih cita-cita. Dan sulit membayangkan peraihan cita-cita melewati aksi-aksi membuat video porno, kebut-kebutan di jalanan, mabuk-mabukan, dan pesta narkoba.
Mengenal diri-sendiri, menjajaki kemampuan diri, menimbang talenta personal, adalah bagian dari upaya paling konkret untuk meraih cita-cita.
Saya percaya keinginan setiap manusia ialah mencapai kebahagiaan dunia akherat. Kalimat ini gampang diucapkan tetapi tak mudah dirumuskan. Tapi satu hal yang jelas, tak ada satupun manusia yang bercita-cita menjadi sengsara.
Masa remaja adalah masa yang paling indah. Itu sepotong lirik lagu bikinan Koes Plus. Sebuah lagu lama – kalian belum lahir saat lagu itu diciptakan – yang bisa melampaui zaman. Hanya sayangnya, ada yang salah dalam menafsirkan keindahan masa remaja itu.
Mudah-mudahan Anda tak termasuk yang salah tafsir itu.

                                                             Disampaikan dalam Seminar Motivasi Pendidikan Remaja
di Gedung Notosuman, Ngawi
Sabtu, 2 November 2013

produksi @
PAMESA SMARISA NGAWI
2013

Selasa, 24 September 2013

DIKLAT PMR SMARISA NGAWI

 Ngawi, 21/9/2013,
 Dimulai dari perjalanan jelajah sore di kota Ngawi yang saat itu sangat panas dan kering, Pamesa beserta jajarannya melangkahkan kaki dari SMARISA tercinta menuju Basecamp Komunitas Hijau Ngawi. Diklat PMR tahun ini bertema "Cinta Lingkungan Hijau". Tepat pukul 16.00 waktu setempat, regu demi regu diberangkatkan. "Memang ekskul PMR di SMARISA Ngawi ini saya bimbing untuk menjadi SDM yang tangguh dan kreatif" Tutur Wahyudik, S. Pd sebagai pembina PMR dan Komando Lapangan. Perjalanan yang ditempuh
sekitar 20 Km itu tidak hanya sekedar berjalan saja, melainkan ada kewajiban yang harus dilaksanakan oleh peserta. ada dua kewajiban yang dibebankan yaitu yang pertama apabila selama perjalanan menemui orang atau kelompok yang mengalami kesulitan maka peserta wajib membantunya. Yang kedua selama perjalanan mereka harus mencari minimal dua buah benda atau apapun yang dianggap unik dan bisa menghasilkan karya yang kreatif. Tentunya selama perjalanan itu tidak lepas dari kepengawasan panitia dan pembina.
Mentari mulai bersembunyi di pelaminannya, para peserta pun mulai sampai ke titik finish. Tiada tampak lelah diraut wajah mereka. "Di jalan kami enjoy, senang bisa melihat liha pemandangan sawah yang baru ini saya nikmati" oceh novi kala mendekati titik finish.
Malam harinya, kegiatan berlanjut sharing dengan para pengurus Komunitas Hijau Ngawi. Meraka pun antusias mendengarkan dan tak malu malu untuk bertanya dan mengajukan saran dan usulan menarik untuk Komunitas Hijau. Acara sharing ini langsung dibawakan oleh ketua Kominitas sendiri. "Kami sangat senang SMARISA berkenan berkunjung ke sini, terima kasih atas saran yang luar biasa itu, dan SMARISA ini adalah sekolah pertama di Ngawi yang mengunjungi tempat kami (Komunitas Hijau.red.)

                                                          (Doc. Fenk MTV)


 Sebelum fajar menyingsing mereka menikmati sejuknya udara Ngawi di dalam terminal Kertonegoro. Ketika suasana masih sepi mereka menyempatkan diri untuk berfoto-foto bersama para pendamping kegiatan. "Ternyata luas ya..." celetuk Elly disela-sela foto bersama yang ternyata baru pertama kali dia masuk terminal Ngawi...
























Di puncak acara diisi dengan penanaman pohon pada lahan Komunitas Hijau yang diberikan hak pengolahan kepada PMR SMARISA Ngawi. "Ini adalah wujud kesungguhan kami dalam menjalankan sapta prinsip palang merah utamanya terhadap lingkungan alam sekitar mereka." Tegas Wahyudi yang sering dijuluki Mas Chan.

Tim Liputan SMARISA Ngawi melaporkan dari area Komunitas Hijau Ngawi.
Redaksi @2013.




Senin, 16 September 2013

PAB - Nya PAMESA

Smarisa, 8/9/2013, biasanya kalo malming nih, kaum muda nongkrongnya pasti kalo gak di alom2 ya di mal2 gitu dech,,tapi kagak boat anak2 SMARISA Ngawi yang mengikuti kegiatan di skul. yaitu kegiatan penerimaan anggota baru Ekskul SMARISA ato yang disebut PAB SMARISA. Kegiatan ini tak lain adalah pengenalan dan peminatan ekskul yang ada di SMARISA. Jadi selama dua hari satu malam adik2 kelas X disuguhi oleh berbagai ekskulnya SMARISA. Salah satunya adalah PAMESA. Di PAMESA diperkenalkan dengan yang namanya kepalangmerahan dan pertolongan pertama. Selain itu, yang paling utama adalah keistimewaan mengikuti PAMESA dengan segala kegiatan yang telah diselenggarakan oleh PAMESA.
Salah satu keistimewaan itu ialah bahwa PAMESA telah masuk tivi loo... Kalo kamu tau peringatan Hari Kartini di perempatan timur tiara bulan april kemarin, nah itu die yang berhasil diliput oleh tiga stasiun tivi skaligus, yaitu Sakti TiVi, JTV, dan ANTV.
So yang paling seru ada juga Raffling di PAMESA, jadi kamu bisa tuh  bergaya kayak spiderman yang di tipi itu deh...Boeat adik2 kelas X Let's Join with PAMESA...Bukan hanya ilmu yang didapet tapi lebih dari itu semua. pengalaman, banyak temen, enjoy, smart activity, and many other...
(Chiby-@)

Rabu, 27 Maret 2013

SEMINAR MOTIVASI "Loe Gue End"

 Ngawi, 11 November 2012,
SMARISA NGAWI, dalam rangka memperingati hari pahlawan yang jatuh pada hari kemarin(10/11), SMA PGRI 1 Ngawi atau yang dikenal dikalangan masyarakat Ngawi dengan sebutan SMARISA Ngawi, kali ini menggelar acara Seminar Motivasi bernuansa remaja. Acara yang mengambil judul "Loe Gue End" ini sengaja dikonsep untuk meningkatkan gairah belajar baik di kelas maupun di rumah yang sama semangatnya dengan para pahlawan dikala mengusir para penjajah di Indonesia tercinta.
 Acara yang diprakarsai oleh Palang Merah Remaja SMA PGRI 1 Ngawi ini mendatangkan pembicara terkenal dari Jogjakarta yaitu Bang Fatan Fantastik atau lengkapnya Moh. Fatan Ariful Ullum. Seorang motivator andal dari kota pendidikan ini memberikan materi motivasi dan tips - tips belajar yang menyenangkan. Penulis buku best seller "Bikin Belajar Selezat Cokelat" ini sangat menarik simpati para peserta seminar apalagi saat memberikan gerakan - gerakan tangan yang susah ditirukan oleh peserta. "Seneng banget bisa ikut seminar ini, sempat
bingung juga ketika disuruh menirukan gerakan tangan tadi..." Oceh Intan salah seorang peserta dari SMARISA usai mengikuti acara.
Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh pelajar SMARISA saja, turut hadir pula para pelajar dari sekolah lain baik dari SMA maupun SMP. "Baru pertama ini saya mengikuti seminar yang bikin saya fress dan senang" Ujar Alfan peserta dari SMP N 1 Paron. Selain itu hadir pula perwakilan dari PMI Cabang Ngawi yang turut mendukung sepenuhnya atas acara ini.
Dalam acara ini turut antusias pula Bapak Kepala SMA PGRI 1 Ngawi (Drs. Suwito, M. Pd) beserta jajaran dewan guru SMARISA. Kepala sekolah menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pemrakarsa (PMR SMARISA-red) atas suksesnya kegiatan tersebut. "Saya sangat senang atas kreatifitas mereka, dan apresiasi khusus saya berikan kepada panitia atas terselenggaranya kegiatan ini" tegas Pak Suwito disela-sela acara berlangsung. Kegiatan ini mencerminkan bahwa anak PMR tidak hanya ahli dibidang kesehatan saja melainkan juga kreatif dan inovatif dalam kegiatan. "Memang dalam PMR SMARISA, saya selalu mengajarkan kepada mereka (Peserta didik) untuk selalu kreatif dan tanggap dalam segala hal..." Ungkap Wahyudik selaku Pembina PMR SMARISA. "Setiap bulan PMR selalu saya tuntut untuk mengadakan kegiatan minimal satu kegiatan" Tegasnya usai acara. (Chan-0092).